SENYAWA AKTIF YANG TERKANDUNG DAN KHASIAT
Izzah
Riastiti Chairunnisaa
D3 Analisis Farmasi dan Makanan
ryastiti@gmail.com
D3 Analisis Farmasi dan Makanan
ryastiti@gmail.com
ABSTRAK
Pengobatan tradisional mayoritas menggunakan obat
herbal untuk mendukung kesehatan, salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai
obat tradisional adalah kayu secang. Kayu secang dikenal
sebagai tanaman obat termasuk famili Leguminosae. Berbagai aktifitas biologi C.
sappan telah dilaporkan, sebagai anti-nflammatory, immunomodulasi,
immunosupresi, hepatoproteksi, aktifitas hipoglikemia, antikomplemen,
antioksidan and antimikroba. Khasiat
kayu secang sebagai minuman sudah banyak dikenal. Beberapa contoh penggunaan
secara empiris adalah untuk mengatasi nyeri akibat gangguan sirkulasi darah,
penawar racun bagi tubuh, antiseptik, antibakteri dan antikoagulan. Semua
khasiat tersebut terkait dengan metabolit sekundernya, antara lain flavonoid,
polifenol, terpenoid dan tanin yang membuat kayu secang memiliki aktivitas
antibakteri. Adanya komponen brazilin yang merupakan salah satu senyawa
aktif memberikan warna spesifik dari kayu secang yaitu warna merah.
Kata kunci: Secang, manfaat, senyawa aktif
PENDAHULUAN
Caesalpinia sappan L. atau yang biasa dikenal dengan sebutan secang merupakan
tanaman pohon rendah yang memiliki tinggi sekitar 5-10 meter. Tanaman ini
memiliki banyak manfaat dan khasiat. Salah satunya adalah sebagai minuman,
rempah-rempah, juga bahan pewarna alami. Tanaman secang di Indonesia banyak
tumbuh di daerah Jawa pada ketinggian 1-1700 dpl, dapat juga dijadikan tumbuhan
untuk pembatas maupun tumbuh secara liar.
Tumbuhan
secang tumbuh di berbagai tempat di Indonesia, pernyataan ini didapat dari
Holinesti (2009) yang menyatakan bahwa secang dengan nama ilmiah Caesalpinia
sappan L. Ini memiliki bermacam-macam sebutan di berbagai daerah di
Indonesia, antara lain: Seupeueng (Aceh), Sepang (Gayo), Sopang (Batak), Lacang
(Minangkabau), Secang (Sunda) dan masih banyak lagi.
Setelah
dilakukan berbagai penelitian dapat diketahui bahwa bagian batang, kulit
batang, dan polong dari tumbuhan secang dapat menghasilkan warna merah cerah
dan ungu muda serta pada bagian akar dapat menghasilkan warna kuning. Pada
bagian daun secang mengandung minyak atsiri sekitar 0,20 % yang wangi dan tidak
berwarna. Hal ini merupakan pernyataan dari Ramdana Sari (2016). Warna ekstrak
yang dihasilkan oleh secang disebabkan oleh brazilin yang dipengaruhi oleh
kadar keasaman atau nilai pH. Hal ini menujukkan bahwa kayu secang dapat
dijadikan sebagai bahan pewarna alami yang sangat terjangkau dan mudah di
dapat. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Suraini dan Enlita (2015) yang
menyatakan bahwa, brazilin merupakan
komponen pada kayu secang yang dapat memberikan warna merah sedikit kecoklatan
jika teroksidasi atau berada dalam suasana basa. Brazilin juga dapat melindungi
tubuh dari keracunan akibat radikal kimia.
Brazillin adalah Senyawa yang memberikan warna pada
suatu tumbuhan. Berdasarkan pernyataan dari Luthfiyah et. al (2015) diketahui bahwa semakin banyaknya zat warna yang terkandung pada tumbuhan secang
maka warna yang dihasilkan semakin tua, dilihat dari struktur kimia dari Brazilin
dengan O2 menyebabkan masing-masing zat warna tersebut berwarna makin tua, dana
akan terjadi kenaikan intensitas warna. Zat warna brazillin sangat dipengaruhi
oleh sinar matahari, oksigen dan aktivitas mikroorganisme. Jadi jika brazillin
terkena sinar matahari maka akan cepat membentuk warna merah.
Khasiat
Kayu Secang
Setelah dilakukan beberapa kali
percobaan, kayu secang memang memeliki banyak khasiat bagi tubuh. Seperti yang
telah dikatakan oleh Suraini dan Enlita (2015) bahwa kayu secang memiliki
berbagai macam khasiat antara lain: sebagai pewarna pada anyaman, makanan dan minuman
atau sebagai tinta, karena saat kayu secang direbus maka akan memunculkan warna
merah gading muda. Kayu secang juga memiliki banyak manfaat dibidang kesehatan
sebagai obat herbal. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan olahan kayu
secang adalah diare, disentri, TBC, luka dalam, berak darah, memar berdarah,
malaria, tetanus, tumor dan radang selaput lendir mata. Setelah dilakukan pengujian
penggunaan ekstrak kayu secang sebagai pewarna pada produk minuman, hasilnya menunjukkan
bahwa bahan alami ini cukup baik jika digunakan sebagai pewarna dalam minuman.
Dari apa yang disampaikan oleh Oktaf Rina (2013) tersebut dapat dipastikan
bahwa penggunaan secang sebagai bahan pewarna adalah aman dan cukup baik. Tanaman secang merupakan salah satu tanaman yang banyak
digunakan sebagai pigmen alami. Pada tanaman secang bagian yang sering
digunakan adalah kayu karena dapat menghasilkan pigmen berwarna merah yang
merupakan antosianin yang bersifat mudah larut dalam air panas. Dari pernyataan
Yenni et. al. (2016) tersebut dapat dipahami bahwa bagian dari tumbuhan secang
yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan alami adalah jayu atau batang pada
tumbuhan.
Selain
bermanfaat bagi kesehatan, kayu secang juga sering dimanfaatkan sebagai bahan
pewarana. Penggunaan bahan pewarnaan kayu secang dinilai sudah
sesuai dengan SNI 06-4586-1998, bahkan lebih baik dibandingkan dengan
penelitian yang menggunakan kayu tingi.
Hal ini dikarenakan rata-rata nilai yang
diperoleh dari kayu secang adalah 3,880 yang berarti nilai pewarnaan kayu
secang tersebar rata. Berdasarkan pernyataan Luthfiyatul (2015)
tersebut dapat diketahui sebagai
zat pewarna kayu secang memang telah banyak digunakan dan warna yang dihasilkan
pun dinilai baik oleh kebanyakan orang.
Senyawa
Aktif pada Kayu Secang
Kayu
secang memiliki kandungan utama brazilin, yang merupakan zat warna
merah-sappan, asam tanat dan asam galat. Oleh karena itu, kayu secang
mempunyai khasiat sebagai pengelat
(astringensia). Simplisia kayu secang dikenal sebagai Sappan Lignum
dalam sediaan FMSo yang berupa irisan atau keeping-keping kecil kayu. Hal ini
dijelaskan pada suatu penelitian terkait simplisia secang oleh Pertamawati et.
al. (2017). Pada penelitian (Nirma, et.
al. 2015) juga menjelaskan bahwa kayu secang secara ilmiah telah teruji
bersifat antioksidan, antibakteri, anti-flaming, antiphotoaging, hyperglamyc
(menurunkan kadar lemak), vasorelaxant (merelaksasi pembuluh darah),
hepatoprotective (melindungi hati), dan anti-acne (anti jerawat).
Selain komponen brazillin,
secang juga memiki komponen lain yang juga dapat digunakan untuk pengobatan
ataupun pemeliharaan kesehatan. Sesuai pernyataan dari Yemirta (2010)
bahwa berdasarkan struktur molekul diperkirakan senyawa
4-4’-dihidroksi-2’-metoksikalkon memiliki aktivitas antioksidan karena memiliki
2 gugus OH yang berperan dalam memberikan aktivitas antioksidan, sedangkan
untuk yang bersifat lebih polar mempunyai gugus OH yang lebih banyak sehingga
sifat antioksidannya lebih baik. Senyawa aktif flavonoid yang terkandung dalam
ekstrak kayu secang memiliki sejumlah kemampuan, yaitu dapat meredam atau
menghambat pembentukan radikal bebas hidroksil, anion superoksida, radikal
peroksil, radikal alkoksil, singlet oksigen, hidrogen peroksida. Dengan adanya
pernyataan dari Udju et.al.
(2005) tersebut dapat diketahui
dengan lebih detail apa saja yang dapat diredam atau dihambat oleh antioksidan
yang terkandung pada secang. Hal ini juga didukung oleh penelitian dari (Febiani et.
al. 2017) yang menjelaskan bahwa terdapat lima senyawa aktif yang terkandung dalam kayu secang dan
terkait dengan flavonoid. Lima senyawa tersebut adalah brazilin, brazilein,
3’-O-metilbrazilin, sappanin, chalcone, dan sappancalchone. Kelima senyawa ini merupakan
senyawa yang dapat digunakan sebagai antioksidan primer maupun
antioksidan sekunder.
Terdapat beberapa cara untuk
dapat mengetahui komponen apa-apa saja yang terkandung dalam suatu simplisia. Berdasarkan
pernyataan dari Mukhriani et.al, terdapat beberapa tahapan dalam melakukan identifikasi pada kayu secang. Berikut merupakan
tahanpannya, kayu secang segar terlebih dahulu diangin-anginkan hingga kadar
air berkurang untuk menghentikan proses enzimatis yang dapat merusak zat aktif
yang terkandung pada kayu secang juga untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
pada simplisia. Sampel yang telah kering selanjutnya diekstraksi dengan metode
maserasi menggunakan gelombang ultrasonik. Setelah dilakukan identifikasi
menggunakan metode yang sesuai maka akan didapat hasil dari proses
identifikasi.
Apabila pada kayu secang
yang akan dianalisis terdapat pengotor
atau pengganggu, sesuai dengan pernyataan Kusmiati et.al (2014) maka
senyawa antimikroba yang terdapat pada kayu secang dapat diekstraksi
menggunakan pelarut etanol, metanol dan diklorometan. Pelarut etanol dan
metanol merupakan pelarut yang paling baik digunakan untuk ekstraksi senyawa
antimikroba dari kayu secang dibanding dengan pelarut diklorometan (C.sappan
L.).
KESIMPULAN
Kayu secang merupakan salah
satu tanaman yang memiliki banyak khasiat entah dalam bidang kesehatan maupun
sebagai pewarna makanan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah banyak
dilakukan, kayu secang mengandung beberapa komponen senyawa aktif yang dapat
berguna bagi kesehatan. Beberapa penyakit dapat diobati dengan
olahan kayu secang seperti, diare, disentri, TBC, luka dalam, berak darah,
memar berdarah, malaria, tetanus, tumor dan radang selaput lendir mata. Pada
beberapa penelitian juga bahwa kayu secang merupakan anti-nflammatory,
immunomodulasi, immunosupresi, hepatoproteksi, aktifitas hipoglikemia,
antikomplemen, antioksidan, antijamur dan antimikroba.
Daftar
Rujukan
Febiani., Sumirat., Djaeni, M. 2017. Produksi
Antioksidan dari Ekstrak
Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Menggunakan
Pengering Berkelembaban Rendah. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan 6. Semarang: Universitas Diponegoro.
Holinesti R. 2009. Studi Pemanfaatan pigmen brazilein
kayu secang (Caesalpinia
sappan L.) sebagai pewarna alami serta stabilitasnya pada model pangan.
sappan L.) sebagai pewarna alami serta stabilitasnya pada model pangan.
J.Pendidikan
dan Keluarga UNP.
Karlina,
Y., Adirestuti, P., Agustini, D.M., Fadhillah, N.L., Fauziyyah, N., Malita,
D. 2016. Pengujian Potensi Antijamur Ekstrak Air Kayu Secang
D. 2016. Pengujian Potensi Antijamur Ekstrak Air Kayu Secang
Terhadap Aspergillus Niger Dan Candida
Albican. Universitas Jenderal
Achmad
Yani. Cimahi.
Kusmiati., Dameria., Priadi, Dody. 2014. Analisa Senyawa Aktif Ekstrak
Kayu
Secang (Caesalpinia Sappan L.) yang Berpotensi sebagai Antimikroba.
Secang (Caesalpinia Sappan L.) yang Berpotensi sebagai Antimikroba.
Institut Sains dan Teknologi Nasional. Pusat
Penelitian Bioteknologi-
LIPI.
Luthfiyatul., H R, Putut., Romadhon. 2015. Penggunaan
Kayu Secang
(Caesalpinia Sappan) Sebagai Alternatif
Pengganti Rapid Dalam
Pewarnaan Kulit Samak Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Saintek
Perikanan Vol.11 No.1. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Mukhriani., Subehan., Rifai, Y. Isolasi Senyawa Aktif
Dari Kayu Secang
(Caesalpinia
Sappan L.) Dan Pengujiannya Terhadap Proliferasi Sel
Osteoblas.
Jurusan Farmasi FIK UIN Alauddin Makassar. Fakultas
Farmasi
Universitas Hasanuddin.
Nirmal., NP., Rajput MS., Prasad RGSV., Ahmad M. 2015.
Brazilin From
Caesalpinia
Sappan Heartwood And Its Pharmacological Activities. Asian
Pasific
Journal of TropicalMedicine, 8(6): 421-430.
Nurlisa, L H., Riyadi, P H., Romadhon. 2015.
Penggunaan Kayu Secang
(Caesalpinia
Sappan) sebagai Alternatif Pengganti Rapid Dalam
Pewarnaan
Kulit Samak Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Saintek
Perikanan
Vol.11 No.1 :34-40. Universitas Diponegoro. Semarang.
Pertamawati., Sriningsih., F, Fahri., E, Julham. 2017.
Konsumsi Ekstrak Secang
(Caesalpinia
sappan L.) Terhadap Volume Urin Tikus Putih Jantan Galur
Spraque
Dawley. Jurnal Jamu Indonesia.
Rina, Oktaf. 2013. Identifikasi Senyawa Aktif dalam
Ekstrak Etanol Kayu Secang
(Caesalpinia
sappan. L.). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Rusdi, Udju D., Widowati W, Marlina E T. 2005. Efek Ekstrak Kayu Secang,
Vitamin E Dan Dan Vitamin C Terhadap Status Antioksidan Total (SAT)
Pada Mencit Yang Terpapar Aflatoksi. Media Kedokteran Hewan Vol. 21,
No. 2. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Vitamin E Dan Dan Vitamin C Terhadap Status Antioksidan Total (SAT)
Pada Mencit Yang Terpapar Aflatoksi. Media Kedokteran Hewan Vol. 21,
No. 2. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Sari, Ramdana., Suhartati. 2016. Secang (Caesalpinia Sappan L.)
Tumbuhan
Herbal Kaya Antioksidan. Balai Litbang Lingkungan Hidup
dan
Kehutanan Makassar.
Suraini., Enlita. 2015. Uji Potensi Ekstrak Kayu Secang
(Caesalpina Sappan L.I)
Dalam
Menghambat Pertumbuhan Jamur Candida Ablicans. STIKes Perintis Padang.
Yemirta. 2010. Identifikasi Kandungan Senyawa
Antioksidan Dalam Kayu
Secang (Caesalpinia Sappan). Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 32 No.2
Oktober 2010 : 41-46. Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian
Perindustrian RI. Jakarta Timur.
Secang (Caesalpinia Sappan). Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 32 No.2
Oktober 2010 : 41-46. Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian
Perindustrian RI. Jakarta Timur.
No comments:
Post a Comment